Ini Dia Pendekatan Pemberdayaan Komunitas Warga, YIHEGI: Kami Mulai Konsolidasi dan Penelitian Berbasis Bukti
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS
Hanna Hanifah
11/12/20241 min baca


Tangerang Selatan, 12 November 2024 - YIHEGI (Yayasan Inovasi Hukum Ekonomi dan Governansi Indonesia) menyelenggarakan kegiatan peningkatan kapasitas bagi kalangan internal organisasi dalam tema pemberdayaan komunitas yang berkelanjutan. Sehubungan dengan hal tersebut, YIHEGI mengundang Alvin Nicola dari Transparency International Indonesia (TII) sebagai fasilitator. Gayung bersambut, Alvin hadir secara daring melalui Zoom Meeting di tengah-tengah peserta kegiatan ini.
Alvin membuka sesi dengan menekankan pentingnya positioning kapasitas lembaga dalam memahami kebutuhan komunitas dan menganalisa masalah secara utuh. Selanjutnya, Alvin menjelaskan langkah-langkah strategis untuk menganalisis masalah suatu komunitas antara lain pemetaan masalah, identifikasi akar permasalahan hingga monitoring dampak kebijakan.
Alvin berkata, “kritik daripada community organizing adalah biasanya gagal sejak awal menganalisa masalah. Bisa jadi kita menganalisa masalah apa, tapi ternyata masalahnya lebih dalam daripada itu.” Alvin dalam perannya sebagai program manager TII melihat, mendengar serta berdinamika bersama komunitas warga di sejumlah daerah.
Ada beberapa pendekatan dalam pemberdayaan komunitas warga. Pertama, pendekatan akuntabilitas vertikal, yaitu mendampingi warga untuk meningkatkan kapasitas. Kedua, pendekatan akuntabilitas horizontal, yaitu memperkuat fungsi pengawasan pada lembaga pemerintah. Ketiga, pendekatan advokasi berbasis bukti yang menekankan bahwa modal pengetahuan dan riset-riset tahunan juga menjadi hal yang utama.
Kemudian, Hindun sebagai salah satu peserta kegiatan ini merasa tertarik dengan paparan pendekatan advokasi berbasis bukti sebagai modal pengetahuan setelah Alvin menceritakan salah satu pengalamannya dalam melakukan pemberdayaan komunitas warga di Kupang, Nusa Tenggara Timur dan respon mereka mengenai data-data advokasi. “Berarti ada respon positif dari daerah itu, dia kooperatif dan mau ngasih data juga ya. Padahal gak semua daerah mau membagikan informasi secara sukarela,” ujar Hindun.
Dengan demikian, diperlukan sikap mau dan mampu kerjasama daripada komunitas warga yang menjadi target pemberdayaan oleh organisasi yang bersangkutan. YIHEGI menyampaikan terima kasih kepada Alvin dan TII atas kesediaannya berbagi pengetahuan dan pengalaman. Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal bagi YIHEGI untuk memulai pemberdayaan komunitas melalui penelitian berbasis bukti dan konsolidasi antara YIHEGI dan TII.
Editor: C A J Purnomo
Sumber Foto: Dokumentasi YIHEGI
